medicolegal.id– Dalam upaya membantu meningkatkan tingkat kesembuhan pasien yang terinfeksi virus corona, plasma darah dianggap sebagai salah satu alternatif pengobatan bagi pasien.
Belum banyak negara yang sudah menerapkan terapi plasma darah atau plasma konvalesen untuk membantu pengobatan pasien corona. Adapun, baru negara Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) Amerika Serikat (AS) yang telah mendapatkan izin mengimplementasikan terapi ini kepada pasien terinfeksi Covid-19 di sana.
Sementara, plasma konvalesen ini di Indonesia masih dalam tahap uji klinik dan teknologi uji netralisasi plasma tersebut sedang dalam pengembangan oleh Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman saat ini.
Wakil Kepala Bidang Penelitian Translasional di Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman, Prof dr David H Muljono SpPD FINASIM FAASLD PhD mengatakan meski lebih sederhana daripada vaksin, tetapi tetap membutuhkan tes pengujian yang optimal.
Untuk menghindari tidak tercapainya target terapi plasma darah itu sendiri, dan berujung terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Lantas apa saja target dari plasma darah atau plasma konvalesen ini?
Kepada Kompas.com, David menjelaskan bahwa setidaknya ada dua tujuan utama pemberian plasma darah pasien sembuh dari infeksi Covid-19 ini.
1. Memberikan antibodi spesifik Plasma konvalesen dilakukan untuk memberikan antibodi yang spesifik atau khusus antibodi yang akan membantu melawan virus corona, SARS-CoV-2 yang menyerang tubuh.
“Jadi tidak sembarang antibodi,” kata David melalui virtual daring, Selasa (26/8/2020). David menegaskan, meskipun terbilang lebih sederhana daripada vaksin, tetapi jika plasma darah yang diberikan nantinya tidak memiliki antibodi spesifik.
Maka, hal itu justru akan membuat pasien penerima donor berada dalam bahaya karena tubuh akan membuat respon atau reaksi yang menjadikan pasien memiliki gejala yang bisa berakibat fatal. Plasma darahh yang diberikan juga tidak bisa hanya memiliki antibodi virus corona saja.
Melainkan, harus tepat terhadap virus corona jenis SARS-CoV-2. Mengingat ada tujuh jenis virus corona yang dapat menyerang manusia.
2. Memberi imunomodulator Seperti diketahui, dalam upaya melawan infeksi patogen yang menyerang tubuh termasuk SARS-CoV-2 ini, perlu adanya imunitas atau sistem kekabalan tubuh yang baik.
Sementara, imunomodulator adalah zat yang dapat memengaruhi dan memperkuat sistem kekebalan tubuh. Berkaitan dengan Covid-19, David berkata, permasalahan kematian pasien yang terinfeksi itu bukanlah hanya soal virusnya saja. “Matinya pasien itu bukan karena virus tapi rekasi tubuh untuk mengusir dan menangkap virus tersebut,” tuturnya.
Oleh sebab itu, dibutuhkan plasma darah dari pasien corona yang telah sembuh Covid-19 dan dianggap memenuhi syarat untuk membantu meningkatkan kekuatan sistem kekebalan tubuh pasien yang sedang terinfeksi saat ini. “Kedua ini yang harus dicapai,” tegas peneliti utama plasma konvalesen di LBM Eijkman ini.